Bab XI
Laporan dan usul
A. Laporan
1. Pengertian laporan
Seorang yang di tugas kan untuk meneliti suatu daerah atau suatu pokok persoaan tertentu, harus menyampai kan suatu laporan mengenai hal yang di tugaskan kepadanya itu. Laporan yang sebenarnya suatu jenis dokumen yag sangat bervariasi bentuknya ,dan sebab itu sukar di beri suatu batasan pengertian pengertian yang jelas .variasianya mulai dari suatu bentuk laaporan sederhana yang berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri daribeberapa jilid buku yang masing-masing terdiri dari ratusan halaman. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang standar ,ada yang berbentuk surat, ada pula yang berbentuk buku.
laporan merupakan unsure yang sangat penting ,terutama dalam menyusun kebijaksanaan-kebijaksaan .
sebagai pegangan mengenai pengertian laporan ,kita dapat mengatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang di beban kan kepadanya.karena laporan yang di maksud sering mengambil bentuk tertulis ,maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah di selidiki ,dalam bentuk fakta-fakta yang di arah kan kepada pemikiran dan tindakan yang akan di ambil.
2. Dasar-dasar Laporan
Sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar , yaitu : orang yang member lapora, pihak yang menerima laporan ,dan sifat dan tujuan umum laporan.
a. Pemberi laporan
Pertama-pertama laporan melibatkan orang atau pihak yang member laporan. Pemberi laporan dapat berupa perseorangan ,sebuah panitia yang di tugaskan untuk maksud tertentu. atau laporan dapat pula dibuat oleh perorangan atau badan kepada seseorang atau instansi yang di anggap perlu mengetahuinya walaupun tidak diminta.
b. Penerima laporan
Laporan bukan hanya dibuat oleh seorang atau suatu badan , tetapi laporan juga ditujukan atau akan disampaikan kepada seseorang atau suatu badan. Yang menerima laporan itu adalah orang atau badan yang menugaskan atau badan yang di anggap perlu mendapatkan laporan itu.
Hubungan dan pertalian yang berbeda antara pelapor dan penerima laporan ini akan member warna yang berbeda pula dalam gaya, isi dan tujuan laporan yang akan dibuat
c. Tujuan laporan
Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut : untuk mengatasi suatu masalah,untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif ,mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan ,untuk menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya.
3. Sifat laporan
Seperti halnya dengan semua jenis tulisan yang lain ,sebuah laporan akan di anggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang di harapkan. Hasil yang diharapkan dapat berujud perbaikan,perubahan,bantua ,perkembangan ,penegasan sikap, pengambilan keputusan ,sejalan dengan tujuan laporan itu.
Laporan harus mengandung imajinasi. Pengertian imaginasi disini meliputi masalah : pelapor harus tahu secara tepat secara tepat siapa yang akan menerima laporan.
Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit lalu , laporan juga harus di sajikan secara menarik.
4. Macam-macam laporan
Telah di singgung di atas bahwa ada laporan umum yang di buat untuk kepentingan duia usaha, dan ada pula laporan yang di buat untuk kepentingan dunia usaha,dan ada pula laporan yang di buat untuk kepentingan pendidikan . laporan-laporan umum( untuk perusahaan dsb.) dapat dibagi-bagi lagi sesuai dengan bentuk dan maksud.
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk surat
c. Laporan berbentuk memorandum
d. Laporan perkembangan dan laporan keadaan
e. Laporan berkala
f. Laporan laboratories
Pokok-pokok di bawah ini memperlihatkan unsur-unsur yang paling penting dari suatu kerangka laporan laboratories :
(1) Halaman judul ;
(2) Obyek, atau tujuan ;
(3) Teori : menyangkut teori mana yang di terapkan ;
(4) Metode : yang di maksud dengan metode di sini adalah prosedur-prosedur yang di tempuh
(5) Hasil-hasil yang di capai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode di atas ;
(6) Diskusi atas hasil yang telah di capai dalam percobaan;
(7) Kesimpulan;
(8) Apendiksi;
(9) Data asli.
g. Laporan formal dan semi –formal
Cirri-ciri umum yang di jadikan pegangan untuk menetapkan apakah sebuah laporan merupakan laporan formal, adalah :
(1) Harus ada halaman judul ;
(2) Biasanya ada sebuah surat-penyerahan;
(3) Walaupun tidak panjang ,sebuah laporan formal selalu memiliki sebuah daftar isi ;
(4) Ada sebuah ikhtisar (kadang-kadang abstrak) mengawali laporan;
(5) Ada bagian yang disebut pendahuluan ,sebagai suatu informasi awal bagi pembaca;
(6) Bila ada kesimpulan dan saran ( rekomendasi ) biasanya diberi judul tersediri;
(7) Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda.
(8) Nada yang di pergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal.
(9) Kalau perlu laporan formal disertai pula table-tabel dan angka-angka ,baik yang terjalin dalam satu bagian tersendiri.
(10) Laporan formal biasanya didokumentasikan secara khusus.
5. Struktur laporan formal
Struktur laporan, seperti juga karangna lainnya yang berbentuk buku harus meiputi unsure – unsure berikut :
A B
Halaman Judul Halaman Judul
Surat Pernyataan Surat Penyerahan
Daftar Isi Daftar Isi
Ikhtisar atau Abstrak Ikhtisar atau Abstrak
Pendahuluan Kesimpulan
Isi Laporan Saran (Rekomendasi)
Kesimpulan Pendahuluan
Saran (Rekomendasi) Isi Laporan
Apendiks Apendiks
Bibliografi Bibliografi
6. Bahasa dan Laporan
Bahasa yang digunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Yang dimaksud dengan bahasa yang baik tidak perlu berarti bahwa laporan itu harus mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan. Tetapi sekurang – kurangnya dari segi sintajsis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain, antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
7. Laporan Buku
Suatu macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di Perguruan Tinggi adalah apa yang dinamakan Laporan Buku. Laporan buku bertujuan untuk medorong mahasiswa membaca buku – buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan serta meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku – buku tersebut.
8. Penutup
Mahasiswa ,pelajar, karyawan atau siapa saja dapat melakukan apa saja yang telah di urai kan di atas. Observasi yang di adakan,baik secara perseorangan maupun secara berkelompok akan bermanfaat bila di sudahi dengan sebuah laporan . semua hal yang dapat di amati atau dilihat selama melakukan sebuah obsevasi harus dicatat dengan cermat , sebab mungkin akan beguna sebagai kunci untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. hal ini sama saja dengan mempelajari sebuah buku. Bila laporan-laporan umum memperoleh bahan laporannya dari observasi penelitian dan sebagainya , maka laporan buku memperoleh bahannya dari sebuah buku yang telah di baca.
B. USUL
1. Pengertian Usul
Yang di maksud dengan usul atau proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan . dapat pula terjadi bahwa usul atau proposal itu sama sekali tidak di maksud kan untuk di kerjakan oleh orang atau badan yang menerima usul itu dapat melakukan apa yang di harapkan dalam proposal tersebut.
2. Sifat dan jenis usul
Bila semua tulisan lain dibuat berdasarkan bahan-bahan yang sudah tersedia atau sesuatu yang sudah terjadi ,sebaliknya usul dibuat berdasarkan sesuatu yang belum ada.
Macam-macam: bidang yang dewasa ini bias dijadikan sasaran usul yang bersifat bisnis adalah : penelitian ,pengembangan ,perencanaan ,dan pemasaran. Perusahaan –perusahaan inddustr-industri juga sering menyediakan dana-dana khusus untuk penelitian ,tetapi penelitian yang dikaitkan pada pengembangan usaha mereka, usaha lain yang sering dijumpai adalah perencanaan.
Seperti halnya dengan laporan ,usul masih dapat di bedakan lagi berdasarkan bentuknya .usul formal adalah usul yang memenuhi persyaratan bentuk tertentu. Bentuk usul semi formal dan non-formal merupaka variasi dari bentukk formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu.
3. Usul non-formal
Usul-usul yang bersifat non-formal bentuknya beraneka ragam ,tergantung dari penulis,atau kesepakatan antara penulis dan penerima usul. Kadang-kadang usul non-formal di sampaikan juga dalam bentuk memorandum atau surat.
Terlepas dari bentuk mana yang akan di pergunakan ,sebuah usul non-formal ,selalu harus mengandung hal-hal berikut :
a. Masalah
b. Saran pemecah
c. Permohonan
4. Usul formal
Seperti halnya dengan semua tulisan formal yang lain, usul formal pun harus memenuhi persyaratan tertentu. Sekurang – kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu Bagian Pelengkap Pendahuluan, Isi Usul, dan Bagian Pelengkap Penutup.
a. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Beberapa bagian yang mutlak perlu dimasukkan dalam bagian pelengkap pendahuluan ialah surat pengantar atau memorandum pengantar, halaman judul, ikhtisar atau abstrak, daftar isi, dan penegasan permintaan.
b. Isi usul
Isi usul memuat uraian yang terperinci dari pekerjaan atau tugas yang akan dilakukan.masalah – masalah yang akan dikerjakan itu berbeda – beda sifatnya, disamping itu situasinya pun tidak sama bahkan pada pekerjaan – pekerjaan yang dianggap sejenis. Oleh sebab itu perincian isi sebuah usul tidak perlu seragam. Beberapa topic di bawah ini selalu akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalm sebuah usul.
1) Pembatasan Masalah
2) Latar Belakang
3) Luas – lingkup
4) Metodologi
5) Fasilitas
6) Personalia
7) Keuntungan dan kerugian
8) Lama waktu
9) Biaya
10) Laporan
c. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian ini dengan laporan dan tulisan formal yang lain, berisi bahan kepustakaan, lampiran – lampiran gambar, table, dan sebagainya yang dipergunakan dalam usuk itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar