Jumat, 28 Oktober 2011

PENGARUH KRISIS GLOBAL TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA

Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Ini dapat kita lihat bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sektor ekonominya. Bencana pasar keuangan akibat rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu, tinggal menunggu waktu saja.
Apakah yang menjadi penyebab krisis global ini? Semua bermula dari sebuah masalah di negara adikuasa yaitu Amerika Serikat. Berikut penjelasannya.
Bank - bank di Amerika (dan di luar Indonesia) sebenarnya secara garis besar ada 2 jenis, yang pertama disebut sebagai commercial bank contohnya Citibank, Bank of America, Wells Fargo. Bank ini bekerja seperti pada bank-bank yang dikenal di Indonesia yaitu menerima deposito dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit misalnya kredit usaha, kredit modal kerja, kredit KPR, kredit mobil, kartu kredit, student loan dan lain sebagainya. Yang kedua ada yang disebut sebagai investment bank contohnya Goldman Sachs, Lehman Brothers, Merril Lynch, Morgan Stanley. Ada 3 jenis kegiatan utama bank - bank ini yaitu investment banking, sales and trading dan research, yang menjadi tonggak utama kecanggihan pasar modal di Amerika Serikat.
Setiap bentuk usaha memerlukan modal, baik dalam bentuk modal investasi maupun modal kerja. Di Amerika ada 2 cara untuk mendapatkannya, pertama kita bisa meminjam ke bank commercial dan cara yang kedua adalah dengan metode securitization yang dijalankan oleh divisi investment banking.
Dalam proses investment banking ada 2 cara untuk mendapatkan modal. Yang pertama adalah dengan menjual saham kepada publik dengan proses IPO. Dan yang kedua adalah dengan meminjam kepada public dengan menerbitkan bond (surat utang). Selain perusahaan - bentuk badan hukum lain seperti pemerintah dan pemerintah daerah juga bisa menerbitkan surat utang ini (misalnya Surat Utang Negara). Proses ini dilakukan oleh perusahaan dengan dibantu oleh investment bank.
Dengan semakin canggihnya financial engineering di Amerika, para manajer keuangan di sana menjadi semakin kreatif. Timbul suatu ide bagaimana kalau pada kredit-kredit rumah seperti KPR itu dilakukan proses securitization? Dengan kata lain kalau sebelumnya perusahaan yang menerbitkan bond setiap bulan misalnya harus mencicil hutangnya kepada masyarakat - dengan analogi yang sama - pembayaran cicilan rumah di Amerika yang tadinya merupakan hak dari bank umum sekarang dipaketkan/securitized oleh divisi investment banking dari investment bank dan diperjualkan oleh divisi sales & tradingnya kepada publik.
Proses securitization ini banyak dilakukan oleh Lehman Brothers dan Merril Lynch dan paket “surat berharga” tersebut diperjualkan ke seluruh dunia. Termasuk bank-bank di Eropa dan Asia - (serta Indonesia).
Mengapa karena surat berharga ini menjadi salah satu alternatif investasi yang dilakukan oleh perusahaan - perusahaan pengelola keuangan dunia? Misalnya perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk premi asuransi. Kemudian perusahaan ini menginvestasikan uangnya dengan membeli berbagai macam saham, bond, komodities, real estate dan lain sebagainya. Celakanya banyak dari uang-uang ini dibelanjakan dalam bentuk surat berharga yang berbasiskan pembayaran kredit KPR di Amerika ini.
Krisis terjadi pada saat nilai surat-surat berharga ini menjadi nol alias valueless. Selama para pemilik rumah di Amerika bisa bayar cicilan rumah - ya semuanya akan berjalan lancar. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini karena suku bunga di Amerika Serikat sangat rendah selama bertahun-tahun. Begitu rendahnya sehingga memicu orang untuk ramai-ramai untuk membangun rumah. Dengan harapan rumahnya bisa dijual kembali untuk mendapatkan uang. Jadi para penduduk Amerika mengajukan kredit KPR ke bank - bangun rumah - harga rumah naik - jual rumah - bayar hutang - mendapatkan profit. Kalau tidak sanggup dapat KPR bisa dapat fasilitas subprime mortgage (bunga lebih tinggi dari normal). Saking ramainya orang-orang membangun rumah - stok rumah di Amerika menjadi oversupply. Harga rumah turun. Akibatnya ramai-ramai orang mengajukan default alias bangkrut. Bank - bank sekarang mendapatkan begitu banyak aset yang nilainya jatuh dan kehilangan sumber pendapatan kas. Surat berharga nilainya menjadi nol karena arus kas yang timbul dari cicilan rumah tidak ada lagi. Amerika rontok seluruh dunia kebagian.

Begitu juga di Indonesia, dampak terhadap krisis tersebut bukan hanya BANK yang sangat terasa sekali, tetapi krisis global juga terasa dampaknya bagi pengelola perusahaan skala besar, skala kecil hingga merembet pada pedagang kaki lima.

Pedagang kaki lima yang relative mempunyai modal yang minim bila dibandingkan dengan usha lain, tak ulur pula terkena dampak masalah ini. Karena krisis global tersebut omset penjualan serta keuntungan mereka dapat merosot tajam. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini dikarenakan lemahnya daya beli seseorang terhadap barang tersebut. Seseorang yang bekerja di suatu instansi atau perusahaan, relative perusahaan tersebut terkena dampak krisis global dan melemahkan nilai rupiah, sehingga pengeluaran seseorang yang biasanya cukup untuk membeli berbagai barang, tetapi saat terkena dampak krisis global seseornag cenderung lebih mementingkan membeli kebutuhan primernya dibanding membeli kebutuhan yang tidak terlalu penting.

Selain itu juga dikarenakan persaingan pada mini market atau super market yang lebih lengkap dan terpercaya da;am hal produk dibanding dengan pedagan kaki lima. Hal ini juga dapat membuat kesenjangan social atau stratifikasi social terhadap jenis bidang usaha tertentu.

Kesimpulannya dengan adanya krisis global bukan hanya dari sektor formal tetapi para pedagang kaki lima maupun pedagang besar merasakan penurunan dalam penjualan produk masing – masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar